
SINOPSIS
JEJAK LANGKAH SANG PERINTIS
Penulis :
H. Zainal Abidin
110 halaman + xvi, 137 x 200 mm
Sejak mudanya, sosok M. Usman adalah adalah pribadi yang hangat, ramah dan bersahabat dengan siapapun. Dia berkawan dengan semua orang tanpa mengenal batas usia. Kepada yang lebih tua tampak sekali hormatnya, dan kepada yang lebih muda ia sangat menghormati dan menghargai. Senyumannya yang khas dan sikapnya yang tidak membeda-bedakan siapapun yang dihadapinya, membuat ia banyak kawan, sekalipun ada juga orang yang tidak senang kepadanya karena perbedaan pandangan dan keyakinan. Tetapi semuanya itu dihadapinya dengan senyumannya yang khas dan sikapnya yang amat bersahabat.
tiba-tiba rumahku sudah dikepung oleh puluhan serdadu NICA. Beberapa orang diantaranya menjemputku dengan wajah yang bengis seraya menghardikku: “Saudara kenal dengan Usman?” “Saya sendiri ” jawabku pelan. “Pekerjaan 2”. “Guru, tuan” jawabku dengan ketakutan. Sambil menodongkan senjatanya ke arahku, ia terus menggiringku ke rumahku, “Jangan coba-coba lari, ya!”, gertaknya lagi. Aku permisi dul untuk mengganti pakaian, karena pakaian yang kukenakan ketika itu hanyalah kaos oblong dan kain sarung lusuh berwarna merah tua, Aku masuk kedalam rumah, Sengaja kupilih pakaian yang agak rapih karena akan menghadapi tamu yang menakutkan itu”.
‘Tak terasa kakiku naik ke atas kursi, dan dengan suara bergetar menahan emosi aku berkata, “Tuan-tuan boleh menudul saya sebagai kaki tangan NICA. Tuan-tuan boleh menganggap saya penghianat bangsa. Tetapi, Demi Allah, saya tidak serendah itu. Saya telah lama turut berjuang membangkitkan semangat rakyat didesa untuk mempertahankan kemerdekaan. Saya didik murid-murid saya menjadi manusia yang cinta kemerdekaan dan menentang segala macam bentuk penjajahan. Terserah kalau tuan-tuan tetap menudul saya dengan tuduhan yang sehina itu’.
Suka dan duka telah beliau lalui dalam memimpin Muhammadiyah. Rintangan dan gangguan datang silih berganti. Namun kesemuanya itu sama sekali tidak mengendorkan semangatnya berjuang dalam Muhammadiyah. Beliau sangat meyakini bahwa hanya dengan menghidupsuburkan persyarikatan Muhammadiyah, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya akan dapat terwujud.